Benturan
perkenalan yg spontanitas, lewat kopi dan kretek mengalirlah obrolan ringan sampai menanjak pada retorika. ternyata kita sehati, kecemasan. Berawal dari seringnya kamu ke tempatku, kalau ga salah pertama itu kamu bawa kawan cowo yg jurnalis itu yg sekarang katamu jadi artis salah satu stasiun tv lokal. Ga peduli lahhh... 😂 waktu itu kita ngebahas film dokumenter senyap, yg lagi rame2 nya di bicarain banyak org. Konspirasi memang rumit bro, ga nemuin benang merah. Karena mungkin aku bukan bagian dari sejarah kelam itu. Lanjut hari2 berganti dan kamu seminggu apa dua minggu sekali sllu maen ke tempatku, lumayanlah ada buat cuci mata, karena sekarang lebih sering bawa kawan cewe yg kece2 😂. Dari saat itu pula kita tak pernah lewat dari bahasan2 kritis dan slipan2 umpatan pada itu tuh kapitalis2 anying penguasa2 bangsat haha, aku suka itu. Darimu aku mendapat pengetahuan baru, terutama dari 2 buku yg kamu pinjamkan padaku. (Maaf yg terakhir kemarin belum aku baca). Tiap kali ketemu membahas hal2 yg terjadi, diskusi, diskusi dan diskusi tanpa solusi 😂.. (tidak apa, kita tanpa finis bro). Aku bersyukur dan bahagia bisa kenal dg org yg tepat. Tp jujur dari sejak saat itu aku makin cemas dan resah, yg mungkin keresahan dan kecemasan yg sama denganmu. alasanya mungkin aku sadar, aku ga kemana2. Aku masih stagnan, masih menjadi hedonis yg mencoba terbang. Kamu bilang. "ayo bro kita aksi bareng". "ayo lu ikut maen ke kampusku"... Benar juga sepertinya segala sesuatu itu memang benturan, seperti aku yg tanpa arah sekarang dan masih dalam benturan banyak hal dan yg pasti tidak perlu aku jelaskan. Kita sama2 tau lah. Hanya sajah wktu nyatanya belum berpihak, sumpah demi dewa marmot. Aku ingin aksi bareng. Dimana sajah. Berperang dengan keramaian, mengabdikan diri pada mereka yg kurang beruntung di hidup ini, bergandengan dg para samin, baduy atau pribumi yg tidur di pangkuan semesta. Lalu bersantai di tegal panjang merehatkan lelah mengumpulkan semangat. Yahhh tinggalkan sauhnya abaikan kompasnya . Satu dua tahun lagi kan? Semoga bro...
Silampukau - berbenah
Ujung perjalanan
terkumpul banyak cerita
Kawan jangan terpencar,
ingatlah untuk bersandar
Pemberhentian
susah diramalkan
jangan sampai terlewat
Sudah saat berbenah, sampaikanlah doa
Kuatkan kaki kencang bertahan
Titipkan semangat, pada yang tlah lelah
Tegakkan kaki yang telah tertekuk
Ujung perjalanan, kita lanjutkan cerita
Jika terpaksa pisah di tengah-tengah langkah
Selamat tinggal, semoga bahagia
Komentar
Posting Komentar